Rabu, 30 Maret 2011

TENTANG DIA

Pagi ini, dingin tak terlalu pekat menggigilkan tubuhku, dan mentari separuh rotasi bumi pun tak butuh waktu lama untuk mengahangatkanku…
Sesuatu yang berbeda terjadi hari ini. Dia tak lagi di sampingku, dan smua berubah,, ya... berubah..

*

Namanya Bimbi. Aku ingat, pertama kali aku bertemu dengannya, aku sama sekali tak perduli. Meskipun ia sering menyapaku. Pagi hari saat aku berlari-lari kecil di halaman, siang hari saat aku sendiri, dan sore hari saat aku di teras rumah mengharapkan semilir angin menyejukkan kegerahanku, dia terus menyapaku. Aku masih tak perduli padanya. Saat dia selalu menggodaku dengan lambaian tangannya dari sudut halaman, aku bergegas memalingkan wajahku. Yang kulihat darinya saat itu, dia hanya lelucon kecil saja yang tak bisa membuatku jatuh cinta.

Aku juga masih mengingat sore itu, waktu dimana aku sedang patah hati kar’na seseorang telah mengecewakanku, dia masih saja menatapku dan menyapaku lagi. Saat malam penuh bintang, dia lagi-lagi muncul di hadapanku, seolah ingin mengajakku bicara, tapi dia hanya tersenyum. Hmm,, mungkin dia menyukaiku. Apa aku GR?!

Hari-hari aku lewati bersamanya dengan ataupun tanpa aku mengharapkannya. Dia selalu ada untukku. Dia tau aku merindukan seseorang yang selalu datang ke rumah setiap hari Minggu. Tapi, dia tidak pernah menyerah dengan itu. Dia selalu membuat aku terhibur, bahkan tak pernah sedikitpun dia menjauhiku..

Sebagai wanita, lama-lama aku luluh juga,, aku mulai menyukainya. Tak ada yang berubah dari dia, dia selalu ada di dekatku. Dia tak pernah menunjukkan rasa cemburunya saat seorang pria tengah mendekatiku. Mungkin, kar’na dia percaya dia bisa membuatku jatuh cinta..
Perlahan, dia semakin menarik perhatianku. Dia semakin mempesona mataku untuk selalu memperhatikannya. Ya.. dia memang tak memiliki kelebihan seperti cinta pertamaku yang nyaris sempurna. Tapi, satu kelebihan yang dimilikinya, dia selalu membuat aku tersenyum. Gaya bicaranya yang tenang dan mengalir indah bersama tiupan angin kota kecil ini selalu membangkitkan semangatku.
Kuakui, sebelum aku mengenalnya, aku sering bosan di rumah, selalu mencari aktivitas di luar. Tak ada yang spesial. Namun, sejak kedatangannya menjadi tetangga baruku dan aku mulai mengenalnya, aku sangat betah di rumah. Sesekali ke luar rumah untuk menarik perhatiannya, dan setiap itu pula dia menyapaku dan menunjukkan senyuman khasnya padaku. Mungkin, hanya aku yang bisa mengartikan senyuman itu, sebuah senyuman yang hanya tertuju padaku.

Bimbi selalu kubanggakan pada teman-temanku. Bimbi yang gagah, Bimbi yang manis, dan Bimbi yang menarik. Dia memang beda, meskipun dia tak bisa membuatku melupakan seseorang di masa lalu. Tapi dia selalu memperhatikanku, dan lagi-lagi meski dia tak pernah menolongku untuk menyelesaikan masalahku, tapi dia selalu membantuku menghadapi semuanya dengan senyuman. Dia memang istimewa, sekalipun tak ada seorangpun yang tau tentang itu. Aku menyukainya tulus, walaupun aku tak bisa mencintainya..

*

Saat ini, dia sudah pergi. Seperti yang aku tau, kar’na perbedaan itu, orang lain menganggapnya tidak berarti. Orang lain yang kukira tak punya hak apapun atas dia, membuatnya harus menjauhiku, bahkan pergi dariku..
Entah kapan dia akan kembali dengan kesederhanaan yang sama, dengan sikap yang sama, dan dengan senyuman yang sama. Dia tak pernah melakukan pemberontakan apapun,, Andai dia bisa bertahan untukku... andai..

Bimbi, makhluk indah yang kukenal sejak 2 tahun lalu, yang mana tiupan angin selalu mengiringi senyuman dan sapaannya. Bimbi, bambu kuning di halaman rumahku. Dialah pohon bambu kuning yang rela pergi saat sebuah pesta keramaian mengusiknya, menganggapnya tiada..
Semoga,, ya... semoga sekali lagi aku inginkan dia kembali di tempat yang sama, di sudut halaman rumah. Semoga, dia tidak berubah, dan tetap menjadi makhluk pertama yang megucapkan selamat ___ untukku di bulan Juli.

-zuli_040707-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar