Pagi ini, dingin tak terlalu pekat menggigilkan tubuhku, dan mentari separuh rotasi bumi pun tak butuh waktu lama untuk mengahangatkanku…
Sesuatu yang berbeda terjadi hari ini. Dia tak lagi di sampingku, dan smua berubah,, ya... berubah..
*
Namanya Bimbi. Aku ingat, pertama kali aku bertemu dengannya, aku sama sekali tak perduli. Meskipun ia sering menyapaku. Pagi hari saat aku berlari-lari kecil di halaman, siang hari saat aku sendiri, dan sore hari saat aku di teras rumah mengharapkan semilir angin menyejukkan kegerahanku, dia terus menyapaku. Aku masih tak perduli padanya. Saat dia selalu menggodaku dengan lambaian tangannya dari sudut halaman, aku bergegas memalingkan wajahku. Yang kulihat darinya saat itu, dia hanya lelucon kecil saja yang tak bisa membuatku jatuh cinta.
Aku juga masih mengingat sore itu, waktu dimana aku sedang patah hati kar’na seseorang telah mengecewakanku, dia masih saja menatapku dan menyapaku lagi. Saat malam penuh bintang, dia lagi-lagi muncul di hadapanku, seolah ingin mengajakku bicara, tapi dia hanya tersenyum. Hmm,, mungkin dia menyukaiku. Apa aku GR?!
Hari-hari aku lewati bersamanya dengan ataupun tanpa aku mengharapkannya. Dia selalu ada untukku. Dia tau aku merindukan seseorang yang selalu datang ke rumah setiap hari Minggu. Tapi, dia tidak pernah menyerah dengan itu. Dia selalu membuat aku terhibur, bahkan tak pernah sedikitpun dia menjauhiku..
Sebagai wanita, lama-lama aku luluh juga,, aku mulai menyukainya. Tak ada yang berubah dari dia, dia selalu ada di dekatku. Dia tak pernah menunjukkan rasa cemburunya saat seorang pria tengah mendekatiku. Mungkin, kar’na dia percaya dia bisa membuatku jatuh cinta..
Perlahan, dia semakin menarik perhatianku. Dia semakin mempesona mataku untuk selalu memperhatikannya. Ya.. dia memang tak memiliki kelebihan seperti cinta pertamaku yang nyaris sempurna. Tapi, satu kelebihan yang dimilikinya, dia selalu membuat aku tersenyum. Gaya bicaranya yang tenang dan mengalir indah bersama tiupan angin kota kecil ini selalu membangkitkan semangatku.
Kuakui, sebelum aku mengenalnya, aku sering bosan di rumah, selalu mencari aktivitas di luar. Tak ada yang spesial. Namun, sejak kedatangannya menjadi tetangga baruku dan aku mulai mengenalnya, aku sangat betah di rumah. Sesekali ke luar rumah untuk menarik perhatiannya, dan setiap itu pula dia menyapaku dan menunjukkan senyuman khasnya padaku. Mungkin, hanya aku yang bisa mengartikan senyuman itu, sebuah senyuman yang hanya tertuju padaku.
Bimbi selalu kubanggakan pada teman-temanku. Bimbi yang gagah, Bimbi yang manis, dan Bimbi yang menarik. Dia memang beda, meskipun dia tak bisa membuatku melupakan seseorang di masa lalu. Tapi dia selalu memperhatikanku, dan lagi-lagi meski dia tak pernah menolongku untuk menyelesaikan masalahku, tapi dia selalu membantuku menghadapi semuanya dengan senyuman. Dia memang istimewa, sekalipun tak ada seorangpun yang tau tentang itu. Aku menyukainya tulus, walaupun aku tak bisa mencintainya..
*
Saat ini, dia sudah pergi. Seperti yang aku tau, kar’na perbedaan itu, orang lain menganggapnya tidak berarti. Orang lain yang kukira tak punya hak apapun atas dia, membuatnya harus menjauhiku, bahkan pergi dariku..
Entah kapan dia akan kembali dengan kesederhanaan yang sama, dengan sikap yang sama, dan dengan senyuman yang sama. Dia tak pernah melakukan pemberontakan apapun,, Andai dia bisa bertahan untukku... andai..
Bimbi, makhluk indah yang kukenal sejak 2 tahun lalu, yang mana tiupan angin selalu mengiringi senyuman dan sapaannya. Bimbi, bambu kuning di halaman rumahku. Dialah pohon bambu kuning yang rela pergi saat sebuah pesta keramaian mengusiknya, menganggapnya tiada..
Semoga,, ya... semoga sekali lagi aku inginkan dia kembali di tempat yang sama, di sudut halaman rumah. Semoga, dia tidak berubah, dan tetap menjadi makhluk pertama yang megucapkan selamat ___ untukku di bulan Juli.
-zuli_040707-
ZULI's
it's me ^_^

Rabu, 30 Maret 2011
TU MOMENT
Rutinitas pagi hari kuulangi lagi,, minum teh manis dan makan roti “garlic” kesukaanku. Sambil menonton acara infotainment yang selalu update dengan berita-berita selebritis, kunikmati setiap detik waktu yang kulewati tanpa ambil pusing dengan urusan orang. Kurasa, menyenangkan juga hidup seperti sekarang ini. Menyewa sebuah rumah kecil berlantai 2, berbalkon penuh bunga aster kesukaanku, menjadi tempat idaman untuk menyepi dari crowded-nya aktivitas orang-orang di luar…. Mereka semua.
Sudah beberapa pekan hidupku seperti ini. Puncak kebosanan menyapaku dan tak bertanggungjawab memulihkan semangatku yang dulu. Membawa sisi mandiriku dan menitipkan sisi ketergantunganku. Ya…. Ketergantunganku pada sosok manusia keturunan Adam. Berhari-hari aku coba menghindarinya. Letih memang, tapi tak apa. Semoga aku bisa berdetoksifikasi dengan cara menyendiri. Namanya Ardi, seseorang yang kukenal tak lebih dari 4 bulan tapi mampu memenuhi ruang kosong otakku, bahkan merebut tempat yang kukira tak bisa ditempati oleh siapapun. Kuakui, aku menyukainya tanpa sengaja, dan tanpa sengaja pula aku tau dia sudah ada yang punya.
Kulihat lagi layar di depan mata, kumasuki lagi dunia maya dengan satu tujuan: ingin tau dimana dia sekarang. Aku masih saja risau dengan perasaan ini, padahal aku sudah berlari sejauh mungkin dari dia. Ini begitu sulit. Aku berharap dia datang, tapi tak siap jika dia benar-benar datang. Dia masih saja mengganggu hari-hariku. Bukan dengan keberadaannya di sisiku, tapi keberadaannya di setiap nafasku. Ketika ingin kulupakan, ketika aku tak ingin lagi mengingat dan memikirkannya, kurasakan sesak yang luar biasa ketika kubernafas. Berat dan nyeri rasanya organ-organ tubuhku. Hemoglobin itu memenuhi sel-sel otakku dan pada akhirnya menumpahkan linangan-linangan membosankan itu. Jenuh!!!!!! Aku benci rutinitas itu. Aku benci tiap malam datang. Aku benci sisi melankolisku!!!!! Hmmm… KLASIK !!!
Kata seorang sahabatku, aku selalu tau apa yang aku inginkan,, but.. what!! Kali ini aku harus merelakan diri tidak bisa menemukan apa yang aku inginkan. Hanya sekedar keinginan saja aku tak punya. Itu lebih buruk dari mati suri!! Tak bisa kubiarkan sisi mellow cewek plegmatis ini menikmati hari-hari seperti itu, kuambil sebuah agenda merah yang selalu kuletakkan di sudut lemari (entah kenapa aku selalu meletakkannya di sana). Agenda yang kunamakan dengan “Ane’S dream”. Hampir semua keinginan dan cita-citaku kutuliskan di situ, keinginan untuk menjadi seorang penulis, mengunjungi Surabaya-Bali, buka usaha resto di daerah Kopeng, married, hmm…. melanjutkan kuliah S2-ku. Astaga!! Aku hampir saja lupa dengan keinginanku yang satu itu. Kuliah lagi,, satu cita-ku yang kutuliskan pada tanggal 1 Januari 2009 lalu sebagai resolusi tahun baru setelah kelulusan studi S1-ku dari PTN di Surakarta. UK, United Kingdom!! Waw, tiba-tiba aku mengingat negara itu.. Negara yang sarat pesona Bigben di tengah kot. Hmm,, aku tak bisa menahan rasa kangenku untuk membuka peta Negara ketiga yang kucinta setelah Indonesia dan India .
Benar-benar potongan puzzle yang menarik perhatian ku!!!!! Tak ada satu kata pun dalam potongan puzzle itu yang ingin ku lewatkan. Ku bayangkan sebuah tempat dengan arsitektur yang sangat berkarakter dan bersahat. Membuat ku merasa hangat ketika ku habiskan malam hari melihat pertunjukan lampu ditengah kota London dengan background The Houses of Parliament dan London Bridge yang membelah kolam bagian kolam raksasa seperti saluran pipa2 kecil Themes menuju ke muara. Atau merasakan kemandirian hidup ketika lelah dan berhenti ditepi sungai di kota Birmingham saat petang dan menghabiskan malam bersama pendamping hidup dengan nafas lelah yang damai. (ahh,, indahnya… ^^)
Kumasuki kembali dunia maya, bukan untuk mencari dimana Ardy berada, melainkan mencari penyemangatku yang pernah hilang dari memory.. England!! ON!! Tepat sudah!! Aku mendapatkan satu sapaan manis mendarat di list chatku dari makhluk indah di fakultas ekonomi waktu aku kuliah dulu . Ibrahim. Nama seorang dosen muda yang akrab kupanggil Mas Icha’ (kar’na dia mirip dg personil jikustik: Icha’, he..)
“assalamu’alaikum de’ Ane” senangnya dia masih mengingat namaku
“wa’alaikumsalam mas,, masih inget aku to? He..” kurang lebih 8 bulan aku tidak komunikasi dengannya setelah perjumpaan terakhir di acara alumni hmj.
“masih dong, gimana kabarnya? Skrg kamu dimana de’?”
“aku netep di solo mas, dah nyaman soalnya jadi tim pengajar di ex-kampus yang memberiku gelar SE. xixi.. Mas sendiri lagi sibuk apa?” selanjutnya, kubuka fb-nya,, hmm dia masih di sana, di negara team sepak bola MU..
“aku maen trus de’,, banyak waktu selain buat tesisku.. Biasa,, masih suka photograpy n sight seeing, mumpung masih di sini. Btw, gimana dg mimpi2mu de’? masih suka bermimpi??” bahkan aku hampir saja lupa dengan Ane’s dream, ternyata dia masih mengingatnya. Luar biasa dia adalah pendengar yang baik. Aku pernah menceritakan tentang mimpi2-ku ke depan saat forum pengakraban di hmj. Satu kali itu aku bercerita tanpa ragu dan malu bahwa aku bercita-cita untuk kuliah S2 dan pergi ke Inggris.. Seingatku, waktu itu dia hanya tersenyum..
“masih mas, tapi belum ada kesempatan menyusulmu” candaku menutupi kebodohanku telah melupakan keinginanku pergi ke Eropa..
“kesempatan banyak de’, kampus kita banyak ngasih peluang civitasnya buat ke luar negeri kan? Kamu ikut seleksi aja.. Eman-eman lho de’, mumpung masih muda. Belum mau married kan?! Hoho..” hehe,, iyya juga, usiaku masih 23 tahun. Aku belum mau nikah n aku cerdas,, so.. kenapa aku ga ada kemajuan gini? Orang tua ga ngelarang, so what??!! Tralala,,, yes I have new spirit!!!! ^^
“iya mas,, I’ll try!! :D” and the last answer from him: “Yuppy, keep fight!!”
*
Kudapati blok-blok rapih dengan tembok-tembok bagai pemisah antar dua dunia, melintasi Buckingham dengan cooper hitam ala Holmes. Melintasi batas kota menuju salah satu tempat dalam potongan puzzle mimpi yang mengingatkan ku pada sebuah ruangan besar, luas dan megah lebih mirip seperti gereja-gereja dengan arsitektur luar biasa gaya Eropa. Yup, Oxford. Tempat tinggal ku yang nyaman, penuh dengan hal2 yang ku inginkan. Sepeda hitam klasik adalah kendaraan yang paling tepat digunakan untuk menikmati kota ini. Atau siapkan saja kickers dan jaket tebal saat musim dingin.
Duduk ditengah hamparan rumput hijau rapi dengan beberapa pohon Oak yang sangat khas membuat ku membanyangkan cerita fable yang pernah kutuliskan dalam note “tentang dia, BIMBI” ^^.
“Hay,, is it ur last pie??” hmm,,, sapaan yang hangat dari makhluk indah-ku,, mas Icha’. Boleh kutebak, dia sudah melihat aku memakan lebih dari 3 pie..
“Sorry for being late” lanjutnya lagi ketika aku hanya membalas sapaannya dengan senyuman. Kita kencan bertemu di tempat favorite ini dan akan mengunjungi tempat yang kuimpikan sewaktu aku di Solo,, it’s Oxford Central Library.
“My bicycle waiting for you there ^^,, come on!!” waktu telah menunjukkan pukul 11 GMT,, kita segera menuju ke sana..
Meski tidak semegah dengan yang terdapat di London, tapi tetap saja diluar khayalan ku sebagai seorang Indonesia yang tidak pernah membayangkan besarnya perpustakaan seperti ini. Terakhir kali aku mengunjungi perpustakaan daerah dekat ruamah ku, keadaannya cukup membuat ku batuk-batuk. Besar harapan untuk dapat kembali lagi ke perpusda itu dengan keadaan yang lebih baik.
Hmm, rasa rindu yang teramat sangat saat melihat foto bapak-ibu di dompetku. Sudah 3bulan aku meninggalkan tanah kelahiranku. Ingin rasanya mengajak mereka ke Negara yang pastinya masih asing bagi mereka.. Aku memilihkan tempat special untuk mereka. Scothland gonna be lovely for them or Ireland maybe ^^. Akan ku ajak ke London hanya dua hari menikmati kota idaman ku dan menunjukkan kepada mereka puzzle2 mimpiku sebelum ku ajak mereka menaiki TGV melintasi Great Britain dan kolam raksasa menuju kota cahaya, fashion, surga makanan dan tempat impian para seniman, de la france.
Mimpi yang benar2 menjadi kekuatanku untuk terus hidup dan berjuang.. Ini bukan saatnya untuk kalah dari masalah,, bukan saatnya untuk menyerah dari kesulitan2 hidup.. Itu kata-kata yang menjadi optimisme dari setiap jalan hidupku. Ya…seletih apapun itu.. selama kita masih memiliki mimpi, selama aku masih punya Ane’S dream,, aku akan terus hidup, terus berjalan, bahkan berlari demi momen2 penting dalam hidupku,, tu moment..
**
zuli_100410 with dee'S
Sudah beberapa pekan hidupku seperti ini. Puncak kebosanan menyapaku dan tak bertanggungjawab memulihkan semangatku yang dulu. Membawa sisi mandiriku dan menitipkan sisi ketergantunganku. Ya…. Ketergantunganku pada sosok manusia keturunan Adam. Berhari-hari aku coba menghindarinya. Letih memang, tapi tak apa. Semoga aku bisa berdetoksifikasi dengan cara menyendiri. Namanya Ardi, seseorang yang kukenal tak lebih dari 4 bulan tapi mampu memenuhi ruang kosong otakku, bahkan merebut tempat yang kukira tak bisa ditempati oleh siapapun. Kuakui, aku menyukainya tanpa sengaja, dan tanpa sengaja pula aku tau dia sudah ada yang punya.
Kulihat lagi layar di depan mata, kumasuki lagi dunia maya dengan satu tujuan: ingin tau dimana dia sekarang. Aku masih saja risau dengan perasaan ini, padahal aku sudah berlari sejauh mungkin dari dia. Ini begitu sulit. Aku berharap dia datang, tapi tak siap jika dia benar-benar datang. Dia masih saja mengganggu hari-hariku. Bukan dengan keberadaannya di sisiku, tapi keberadaannya di setiap nafasku. Ketika ingin kulupakan, ketika aku tak ingin lagi mengingat dan memikirkannya, kurasakan sesak yang luar biasa ketika kubernafas. Berat dan nyeri rasanya organ-organ tubuhku. Hemoglobin itu memenuhi sel-sel otakku dan pada akhirnya menumpahkan linangan-linangan membosankan itu. Jenuh!!!!!! Aku benci rutinitas itu. Aku benci tiap malam datang. Aku benci sisi melankolisku!!!!! Hmmm… KLASIK !!!
Kata seorang sahabatku, aku selalu tau apa yang aku inginkan,, but.. what!! Kali ini aku harus merelakan diri tidak bisa menemukan apa yang aku inginkan. Hanya sekedar keinginan saja aku tak punya. Itu lebih buruk dari mati suri!! Tak bisa kubiarkan sisi mellow cewek plegmatis ini menikmati hari-hari seperti itu, kuambil sebuah agenda merah yang selalu kuletakkan di sudut lemari (entah kenapa aku selalu meletakkannya di sana). Agenda yang kunamakan dengan “Ane’S dream”. Hampir semua keinginan dan cita-citaku kutuliskan di situ, keinginan untuk menjadi seorang penulis, mengunjungi Surabaya-Bali, buka usaha resto di daerah Kopeng, married, hmm…. melanjutkan kuliah S2-ku. Astaga!! Aku hampir saja lupa dengan keinginanku yang satu itu. Kuliah lagi,, satu cita-ku yang kutuliskan pada tanggal 1 Januari 2009 lalu sebagai resolusi tahun baru setelah kelulusan studi S1-ku dari PTN di Surakarta. UK, United Kingdom!! Waw, tiba-tiba aku mengingat negara itu.. Negara yang sarat pesona Bigben di tengah kot. Hmm,, aku tak bisa menahan rasa kangenku untuk membuka peta Negara ketiga yang kucinta setelah Indonesia dan India .
Benar-benar potongan puzzle yang menarik perhatian ku!!!!! Tak ada satu kata pun dalam potongan puzzle itu yang ingin ku lewatkan. Ku bayangkan sebuah tempat dengan arsitektur yang sangat berkarakter dan bersahat. Membuat ku merasa hangat ketika ku habiskan malam hari melihat pertunjukan lampu ditengah kota London dengan background The Houses of Parliament dan London Bridge yang membelah kolam bagian kolam raksasa seperti saluran pipa2 kecil Themes menuju ke muara. Atau merasakan kemandirian hidup ketika lelah dan berhenti ditepi sungai di kota Birmingham saat petang dan menghabiskan malam bersama pendamping hidup dengan nafas lelah yang damai. (ahh,, indahnya… ^^)
Kumasuki kembali dunia maya, bukan untuk mencari dimana Ardy berada, melainkan mencari penyemangatku yang pernah hilang dari memory.. England!! ON!! Tepat sudah!! Aku mendapatkan satu sapaan manis mendarat di list chatku dari makhluk indah di fakultas ekonomi waktu aku kuliah dulu . Ibrahim. Nama seorang dosen muda yang akrab kupanggil Mas Icha’ (kar’na dia mirip dg personil jikustik: Icha’, he..)
“assalamu’alaikum de’ Ane” senangnya dia masih mengingat namaku
“wa’alaikumsalam mas,, masih inget aku to? He..” kurang lebih 8 bulan aku tidak komunikasi dengannya setelah perjumpaan terakhir di acara alumni hmj.
“masih dong, gimana kabarnya? Skrg kamu dimana de’?”
“aku netep di solo mas, dah nyaman soalnya jadi tim pengajar di ex-kampus yang memberiku gelar SE. xixi.. Mas sendiri lagi sibuk apa?” selanjutnya, kubuka fb-nya,, hmm dia masih di sana, di negara team sepak bola MU..
“aku maen trus de’,, banyak waktu selain buat tesisku.. Biasa,, masih suka photograpy n sight seeing, mumpung masih di sini. Btw, gimana dg mimpi2mu de’? masih suka bermimpi??” bahkan aku hampir saja lupa dengan Ane’s dream, ternyata dia masih mengingatnya. Luar biasa dia adalah pendengar yang baik. Aku pernah menceritakan tentang mimpi2-ku ke depan saat forum pengakraban di hmj. Satu kali itu aku bercerita tanpa ragu dan malu bahwa aku bercita-cita untuk kuliah S2 dan pergi ke Inggris.. Seingatku, waktu itu dia hanya tersenyum..
“masih mas, tapi belum ada kesempatan menyusulmu” candaku menutupi kebodohanku telah melupakan keinginanku pergi ke Eropa..
“kesempatan banyak de’, kampus kita banyak ngasih peluang civitasnya buat ke luar negeri kan? Kamu ikut seleksi aja.. Eman-eman lho de’, mumpung masih muda. Belum mau married kan?! Hoho..” hehe,, iyya juga, usiaku masih 23 tahun. Aku belum mau nikah n aku cerdas,, so.. kenapa aku ga ada kemajuan gini? Orang tua ga ngelarang, so what??!! Tralala,,, yes I have new spirit!!!! ^^
“iya mas,, I’ll try!! :D” and the last answer from him: “Yuppy, keep fight!!”
*
Kudapati blok-blok rapih dengan tembok-tembok bagai pemisah antar dua dunia, melintasi Buckingham dengan cooper hitam ala Holmes. Melintasi batas kota menuju salah satu tempat dalam potongan puzzle mimpi yang mengingatkan ku pada sebuah ruangan besar, luas dan megah lebih mirip seperti gereja-gereja dengan arsitektur luar biasa gaya Eropa. Yup, Oxford. Tempat tinggal ku yang nyaman, penuh dengan hal2 yang ku inginkan. Sepeda hitam klasik adalah kendaraan yang paling tepat digunakan untuk menikmati kota ini. Atau siapkan saja kickers dan jaket tebal saat musim dingin.
Duduk ditengah hamparan rumput hijau rapi dengan beberapa pohon Oak yang sangat khas membuat ku membanyangkan cerita fable yang pernah kutuliskan dalam note “tentang dia, BIMBI” ^^.
“Hay,, is it ur last pie??” hmm,,, sapaan yang hangat dari makhluk indah-ku,, mas Icha’. Boleh kutebak, dia sudah melihat aku memakan lebih dari 3 pie..
“Sorry for being late” lanjutnya lagi ketika aku hanya membalas sapaannya dengan senyuman. Kita kencan bertemu di tempat favorite ini dan akan mengunjungi tempat yang kuimpikan sewaktu aku di Solo,, it’s Oxford Central Library.
“My bicycle waiting for you there ^^,, come on!!” waktu telah menunjukkan pukul 11 GMT,, kita segera menuju ke sana..
Meski tidak semegah dengan yang terdapat di London, tapi tetap saja diluar khayalan ku sebagai seorang Indonesia yang tidak pernah membayangkan besarnya perpustakaan seperti ini. Terakhir kali aku mengunjungi perpustakaan daerah dekat ruamah ku, keadaannya cukup membuat ku batuk-batuk. Besar harapan untuk dapat kembali lagi ke perpusda itu dengan keadaan yang lebih baik.
Hmm, rasa rindu yang teramat sangat saat melihat foto bapak-ibu di dompetku. Sudah 3bulan aku meninggalkan tanah kelahiranku. Ingin rasanya mengajak mereka ke Negara yang pastinya masih asing bagi mereka.. Aku memilihkan tempat special untuk mereka. Scothland gonna be lovely for them or Ireland maybe ^^. Akan ku ajak ke London hanya dua hari menikmati kota idaman ku dan menunjukkan kepada mereka puzzle2 mimpiku sebelum ku ajak mereka menaiki TGV melintasi Great Britain dan kolam raksasa menuju kota cahaya, fashion, surga makanan dan tempat impian para seniman, de la france.
Mimpi yang benar2 menjadi kekuatanku untuk terus hidup dan berjuang.. Ini bukan saatnya untuk kalah dari masalah,, bukan saatnya untuk menyerah dari kesulitan2 hidup.. Itu kata-kata yang menjadi optimisme dari setiap jalan hidupku. Ya…seletih apapun itu.. selama kita masih memiliki mimpi, selama aku masih punya Ane’S dream,, aku akan terus hidup, terus berjalan, bahkan berlari demi momen2 penting dalam hidupku,, tu moment..
**
zuli_100410 with dee'S
Selasa, 22 Maret 2011
new
Semangat baru untuk mendapatkan kesempatan baru. Kucoba memanfaatkan semangat ini untuk masuk kembali ke dunia yang pernah aku tinggalkan 1 tahunan ini, menulis.
Yang akan kutuliskan ini mungkin bukan hal penting, tapi hanyalah sebuah kebutuhan dan kecintaanku untuk berbagi, tentang apa saja.
Pada dasarnya yang penting buatku, adalah ekspresi untuk menunjukkan seperti kita apa adanya.
Ketika senang, berekspresi senang, ketika sedih berekspresi sedih, ketika bosan berekspresi bosan, ketika marah berekspresi marah, ketika ramah berekspresi ramah, dan ketika diam, maka diam saja.
Bukankah itu gambaran manusia sewajarnya?? Dan menulis.. adalah cara yang kuanggap paling tepat untuk mendokumentasikan kehidupanku sebagai manusia yang wajar.
Inilah aku, zuli_110788 :)
Langganan:
Postingan (Atom)